Senin, 29 Desember 2014

Apa Kabar Libur Semester Gasal? Apa Kabar Kurikulum Kita Nanti?



Salam Sejahtera Pembaca Pintar! Apa Kabar?

Satu minggu liburan semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 ini terlewati. Sudah mengajak putra-putri anda mengunjungi tempat-tempat rekreasi di sekitar anda? Jika belum, masih ada satu minggu tersisa untuk merencanakannya. Tak perlu ke tempat yang jauh lagi mahal, boleh kita tengok beberapa area dan arena rekreasi yang ada di daerah anda.

Ngomong-ngomong tentang liburan yang sudah hampir selesai, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan terkait dengan kegiatan belajar putra-putri kita di semester genap nanti.
Baik itu persiapan materi maupun persiapan perencanaan.
Persiapan materi tentunya sudah kita matangkan jauh-jauh hari, bahkan sebelum putra-putri kita menginjak bangku sekolah. Jadi, kami yakin anda sudah tak perlu risau karena rencana anda tak mungkin membebani anda sendiri.

Yang akan kami kupas di sini adalah tentang persiapan perencanaan kegiatan belajar putra-putri anda di semester selanjutnya nanti. Khususnya, kematangan kurikulum yang saat ini tengah santer dibicarakan di kalangan pemerhati pendidikan, seperti halnya kami dan anda.

Nah Pembaca Pintar, seperti yang sudah kita ketahui bahwa Kurikulum 2013 yang sering disebut sebagai Kurikulum Tematik telah sukses berjalan selama satu semester kemarin. Banyak pro, banyak juga kontra yang kita temui sejauh ini.

Menurut pengertiannya, Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.

Pertanyaan mendasar yang timbul dari benak masyarakat: apakah kurikulum 2013 mampu membawa perubahan dan solusi bagi system pendidikan kita, atau malah turut menimbulkan permasalahan baru yang menambah peliknya dunia pendidikan Indonesia?

Banyak yang menilai adanya ketergesa – gesaan dalam pembuatan Kurikulum 2013 ini. Serta akibat yang diberikan ketidak merataan dan terlalu singkat. Uji public  berlangsung hanya sekian bulan, tanpa sosialisasi yang menyeluruh, sehingga tidak semua pihak merasa diikutkan didalamnya. Penulis sendiri baru mendapat informasi lebih detail tentang struktur kurikulum tersebut setelah uji public selesai dilaksanakan. Guru-guru yang berada di daerah terpencil kemungkinan malah  baru beradaptasi dengan KTSP, dan kini mendadak mereka harus beradaptasi lagi dengan rancangan kurikulum yang baru.

Selain perubahan dari segi menilai tadi. Ada juga beberapa yang berubah dari segi pemberian Mata pelajaran. Perubahan-perubahan yang biasa ditemukan pada kurikulum terbaru ini antara lain dihapuskannya atau diintegrasikannya mata pelajaran tertentu dengan alasan mengurangi beban siswa dan memusatkan pada target pendidikan. Misalnya  pelajaran IPA yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika pada jenjang SD, dan pelajaran TIK yang difungsikan menjadi sarana  pembelajaran untuk semua mata pelajaran pada jenjang SMP dan SMA. Pelajaran Bahasa daerah juga mengalami nasib yang sama pada kelompok muatan lokal, digantikan dengan materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya. Pelajaran Bahasa Inggris rencananya tidak lagi diajarkan di SD dengan alasan memantapkan penguasaan bahasa nasional siswa sekolah dasar.

Tentu ada sebagian pihak (guru) yang terima oleh kebijakan Kurikulum 2013. Tapi kebanyakan guru yang menentang sekali kebijakan kurikulum ini. Seperti kita ketahui, untuk dapat mengantongi sertifikat professional, seorang guru dituntut untuk mengajar dalam jumlah jam tertentu. Guru tentu merasa keberatan jika jam pelajarannya dikurangi. Belum lagi permasalahan dengan guru yang mata pelajarannya dihapus sama sekali. Mau dibawa kemana sekian guru yang tidak memiliki jam mengajar lagi? Bagaimana pula nasib ribuan guru bahasa inggris yang sudah bertahun-tahun mengabdikan ilmunya disekolah dasar? Belakangan muncul beberapa demonstrasi dari guru-guru yang merasa dirugikan oleh konten kurikulum 2013.

Di sisi lain, siswa maupun siswi tampaknya acuh tak acuh dengan perubahan kurikulum yang akan mereka hadapi. Karena memang, lazimnya dalam dunia pendidikan kita siswa maupun siswi cenderung dijadikan objek yang diarahkan perilakunya mengikuti kemauan guru atau para pengambil kebijakan.

Mungkin, kebijakan ini dibuat untuk perbakalan siswa maupun siswi di masa depan nanti yang dapat meneruskan perjuangan para pendahulunya.Sehingga Sumber Daya Manusia akan meningkat tajam.

Seiring dengan bergantinya Menteri Pendidikan yang sebelumnya dijabat oleh Muhammad Nuh menjadi Anies Baswedan, kebijakan pemberlakuan Kurikulum 2013 pun juga diganti secara instan. Rencananya, semester genap yang akan datang Menteri Pendidikan Anies Baswedan akan memberhentikan sementara Kurikulum 2013 dan dikembalikan ke KTSP.

Jadi, menurut anda, lebih baik yang manakah antara Kurikulum 2013 dengan KTSP untuk putra-putri kita nanti?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar