Satu minggu liburan semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 ini terlewati. Sudah mengajak putra-putri anda mengunjungi tempat-tempat rekreasi di sekitar anda? Jika belum, masih ada satu minggu tersisa untuk merencanakannya. Tak perlu ke tempat yang jauh lagi mahal, boleh kita tengok beberapa area dan arena rekreasi yang ada di daerah anda.
Ngomong-ngomong tentang liburan yang sudah hampir selesai, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan terkait dengan kegiatan belajar putra-putri kita di semester genap nanti.
Baik itu persiapan materi maupun persiapan perencanaan.
Persiapan materi tentunya sudah kita matangkan jauh-jauh hari, bahkan sebelum putra-putri kita menginjak bangku sekolah. Jadi, kami yakin anda sudah tak perlu risau karena rencana anda tak mungkin membebani anda sendiri.
Yang akan kami kupas di sini adalah tentang persiapan perencanaan kegiatan belajar putra-putri anda di semester selanjutnya nanti. Khususnya, kematangan kurikulum yang saat ini tengah santer dibicarakan di kalangan pemerhati pendidikan, seperti halnya kami dan anda.
Nah Pembaca Pintar, seperti yang sudah kita ketahui bahwa Kurikulum 2013 yang sering disebut sebagai Kurikulum Tematik telah sukses berjalan selama satu semester kemarin. Banyak pro, banyak juga kontra yang kita temui sejauh ini.
Menurut pengertiannya, Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill,
dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi,
aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun
disiplin yang tinggi.
Pertanyaan
mendasar yang timbul dari benak masyarakat: apakah kurikulum 2013 mampu
membawa perubahan dan solusi bagi system pendidikan kita, atau malah
turut menimbulkan permasalahan baru yang menambah peliknya dunia
pendidikan Indonesia?
Banyak
yang menilai adanya ketergesa – gesaan dalam pembuatan Kurikulum 2013
ini. Serta akibat yang diberikan ketidak merataan dan terlalu singkat.
Uji public berlangsung hanya sekian bulan, tanpa sosialisasi yang
menyeluruh, sehingga tidak semua pihak merasa diikutkan didalamnya. Penulis sendiri baru mendapat informasi
lebih detail tentang struktur kurikulum tersebut setelah uji public
selesai dilaksanakan. Guru-guru yang berada di daerah terpencil
kemungkinan malah baru beradaptasi dengan KTSP, dan kini mendadak
mereka harus beradaptasi lagi dengan rancangan kurikulum yang baru.
Selain
perubahan dari segi menilai tadi. Ada juga beberapa yang berubah dari
segi pemberian Mata pelajaran. Perubahan-perubahan yang biasa ditemukan
pada kurikulum terbaru ini antara lain dihapuskannya atau
diintegrasikannya mata pelajaran tertentu dengan alasan mengurangi beban
siswa dan memusatkan pada target pendidikan. Misalnya pelajaran IPA
yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
Matematika pada jenjang SD, dan pelajaran TIK yang difungsikan menjadi
sarana pembelajaran untuk semua mata pelajaran pada jenjang SMP dan
SMA. Pelajaran Bahasa daerah juga mengalami nasib yang sama pada
kelompok muatan lokal, digantikan dengan materi pembahasan Seni Budaya
dan Prakarya. Pelajaran Bahasa Inggris rencananya tidak lagi diajarkan
di SD dengan alasan memantapkan penguasaan bahasa nasional siswa sekolah
dasar.
Tentu
ada sebagian pihak (guru) yang terima oleh kebijakan Kurikulum 2013.
Tapi kebanyakan guru yang menentang sekali kebijakan kurikulum ini. Seperti
kita ketahui, untuk dapat mengantongi sertifikat professional, seorang
guru dituntut untuk mengajar dalam jumlah jam tertentu. Guru tentu
merasa keberatan jika jam pelajarannya dikurangi. Belum lagi
permasalahan dengan guru yang mata pelajarannya dihapus sama sekali. Mau
dibawa kemana sekian guru yang tidak memiliki jam mengajar lagi?
Bagaimana pula nasib ribuan guru bahasa inggris yang sudah
bertahun-tahun mengabdikan ilmunya disekolah dasar? Belakangan muncul
beberapa demonstrasi dari guru-guru yang merasa dirugikan oleh konten
kurikulum 2013.
Di
sisi lain, siswa maupun siswi tampaknya acuh tak acuh dengan perubahan
kurikulum yang akan mereka hadapi. Karena memang, lazimnya dalam dunia
pendidikan kita siswa maupun siswi cenderung dijadikan objek yang
diarahkan perilakunya mengikuti kemauan guru atau para pengambil
kebijakan.
Mungkin,
kebijakan ini dibuat untuk perbakalan siswa maupun siswi di masa depan
nanti yang dapat meneruskan perjuangan para pendahulunya.Sehingga Sumber
Daya Manusia akan meningkat tajam.
Seiring dengan bergantinya Menteri Pendidikan yang sebelumnya dijabat oleh Muhammad Nuh menjadi Anies Baswedan, kebijakan pemberlakuan Kurikulum 2013 pun juga diganti secara instan. Rencananya, semester genap yang akan datang Menteri Pendidikan Anies Baswedan akan memberhentikan sementara Kurikulum 2013 dan dikembalikan ke KTSP.
Jadi, menurut anda, lebih baik yang manakah antara Kurikulum 2013 dengan KTSP untuk putra-putri kita nanti?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar